Panduan Menyusui Di Awal Kehidupan Bayi




Frekuensi bayi menyusu

Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau setiap 1-3 jam alasannya ialah volume perut yang sangat kecil. Susui bayi sesuai kehendaknya (on demand). Untuk bayi yang termasuk kategori bayi kuning biasanya memerlukan frekuensi menyusu yang sangat sering utk menormalkan kembali kadar bilirubinnya.

Apakah betul bayi dalam periode ASI langsung HARUS disusui setiap 2 jam sekali?

Sebetulnya dalam ilmu laktasi tidak ada ketentuan bahwa bayi ASIX harus minum tiap 2 jam sekali, walau pada umumnya dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi akan menyusu tiap 2-3 jam sekali. Memberikan ASI pada prinspnya tetap sesuai demand atau impian bayi, kecuali untuk bayi yang berpotensi kuning dan sedang dalam tahap menurunkan kadar bilirubin. Yang harus diamati ialah frekuensi buang air kecil (BAK), kalau BAK-nya sudah sering, jikalau bayi sedang tidur maka tidak perlu dibangunkan (indikator kecukupan ASI harian ialah bayi BAK minimum 6 kali per hari). Kalau dirasa BAK-nya masih sedikit boleh coba disusui. Lihat juga bagaimana contoh tidurnya, kalau dirasa beliau sedang kurang tidur, sanggup dibiarkan beliau tidur lebih panjang alasannya ialah tidur juga penting utk otaknya.

Memang di awal kelahiran, banyak tenaga kesehatan menganjurkan ibu untuk menyusui tiap 2 jam alasannya ialah alasannya sebagai berikut:

1. Agar ibu tidak lupa untuk menyusui bayinya alasannya ialah mungkin belum terbiasa melakukannya. Makara jikalau bayi menangis, si ibu sadar bahwa salah satu alasan kenapa si bayi menangis ialah bahwa mungkin saja beliau sedang lapar. Tenaga kesehatan tidak sanggup setiap ketika memantau kondisi bayi yang sudah mulai menawarkan tanda lapar, sehingga orang bau tanah disarankan memberi ASI tiap 2 jam
2. Saat bayi gres lahir hingga usianya kurang lebih 2 minggu, perut bayi yang kecil memang akan kosong dalam periode 2-3 jam, sehingga secara umum rata- rata bayi yang sehat memang akan menyusu tiap 2-3 jam di hari-hari pertama kehidupannya.
3. Untuk memastikan bahwa si bayi tidak akan kekurangan asupan alasannya ialah bayi gres lahir beresiko kuning.

Tidak ada yang salah dengan rutinitas menyusui bayi setiap dua jam sekali. TETAPI, yang lebih penting untuk dilakukan orang bau tanah ialah mengetahui gejala kapan bayinya lapar dan mengetahui bagaimana kecukupan ASI hariannya. Bayi mulai lapar ketika beliau mulai suka menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai gelisah, dan mulai membuka buka mulutnya seakan mencari puting. Jika bayi sudah menangis, gotong royong itu ialah senjata terakhirnya memberi tahu bawah beliau sudah sangat lapar. Kecukupan ASI harian sudah sanggup dilihat semenjak hari pertama kelahiran. Indikatornya ialah sebagai berikut: 1 kali BAK di hari pertama, 2 kali BAK di hari kedua, 3 kali BAK di hari ke-3, dan 4 kali BAK di hari ke-4, dan 6 kali BAK semenjak hari ke-5 hingga masa ASIX berakhir.

Tanda-tanda bayi mulai lapar

Berikut ialah tahapan gejala bayi mulai lapar:

- Mulai terbangun
- Mengeluarkan suara-suara pelan
- Mouthing (mengeluarkan lidahnya dan menjilat-jilat bibirnya)
- Rooting (menggeleng-gelengkan kepalanya menyerupai mencari payudara dan mulai membuka mulutnya)
- Mulai memasukkan tangannya ke mulut
- Menangis pelan dan kemudian semakin meningkat intensitasnya. perhatikan bahwa menangis ialah tanda paling selesai dari bayi yang lapar. Makara pastikan untuk mengenali gejala bayi yang lapar semenjak awal

Cara membangunkan bayi untuk menyusu
Di hari-hari awal biasanya bayi tidak akan tidur lebih dari 6 jam sekali tidur. Jika bayi tidur dalam waktu usang ada beberapa cara untuk membangunkan bayi semoga mau menyusu:

- Perah sedikit ASI, oleskan pada bibirnya
- Ganggu bibirnya dengan puting
- Buka selimutnya
- Buka pakaiannya dan biarkan bayi hanya memakai popok, coba susui sambil skin-to-skin

Posisi menyusui yang benar
Apapun posisi menyusui yang dipakai pastikan empat poin ini diperhatikan:

- Kepala dan tubuh bayi dalam satu garis lurus
- Badan bayi didekap erat dengan tubuh ibu hingga menempel. Kalau memakai posisi tidur miring, berarti indikatornya di perut dimana perut bayi melekat di perut ibu
- Tangan ibu harus menopang seluruh tubuh bayi, bukan hanya kepala dan bahu
- Bawa bayi menghadap ke payudara, dengan hidung bayi berhadapan dengan puting.

Kunci pelekatan menyusui (latch-on) yang baik (silakan cek juga dokumen perihal posisi dan pelekatan dan album foto grup perihal posisi dan pelekatan)

Ada empat gejala pelekatan menyusui yang tepat:
- Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke lisan bayi jikalau mulutnya belum terbuka lebar.
- Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke lisan bayi, terutama yang terletak di penggalan bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di penggalan atas daripada penggalan bawah
- Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan hingga lisan bayi berbentuk kuncup (mecucu).
- Dagu bayi menyentuh payudara ibu

Tanda-tanda bayi menyusu dengan baik:
Ada beberapa tanda yang sanggup diperhatikan sebagai petunjuk bahwa bayi menyusu dengan baik:

- Pelekatan menyusui benar
- Ibu sanggup mendengar dan melihat bayinya menelan ASI
- Payudara terasa lebih “empuk”, tidak lagi keras setelah beberapa ketika menyusu
- Bayi terlihat menghisap dengan berpengaruh dengan gerakan yang terang pada rahang
- Terkadang ibu sanggup melihat adanya susu pada lisan bayi
- Merasakan LDR (Let Down Reflex), untuk lengkapnya perihal LDR silakan lihat dokumen perihal LDR
- Bayi biasanya akan menyusu antara 20-45 menit, tergantung kebutuhan. Pastikan bayi menyusu pada satu payudara hingga “ kosong”, gres tawarkan payudara yang satunya jikalau ia masih lapar.


Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:
Bayi biasanya kenyang menyusu jikalau menawarkan gejala berikut ini:

- Melepaskan payudara dengan sendirinya
- Mengantuk
- Bayi kelihatan relaks, tangan dan pundak keliahatn relaks, dan tangan yang biasanya mengepal ketika lapar juga tidak lagi mengepal
- Tertidur hingga beliau merasa lapar kembali

Menyendawakan bayi
Sejak awal menyusui, usahakan untuk selalu menyendawakan bayi setelah selesai menyusui, umumnya untuk mencegah gumoh yang sering terjadi pada bayi muda. Berikut aneka macam cara menyendawakan bayi:

Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu menyandarkan ke pundak ibu. Wajah bayi menghadap ke belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi dengan tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut punggung penggalan tengah

Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan penggalan perut bayi di pangkuan dan sangga penggalan badannya. Usap lembut penggalan punggungnya dan tunggu hingga ia bersendawa

Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke depan sementara dada ditahan oleh tangan bunda. Beri tepukan atau usapan lembut pada punggung dan pastikan kepala bayi tidak terdongak ke belakang


Mengapa bayi muda gampang sekali gumoh
Gumoh sangat umum terjadi pada bayi muda, meski sudah disendawakan sekalipun. Biasanya ini sering terjadi hingga sekitar usia 4-6 bulan, setelah itu akan berkurang ketika bayi mulai sering tengkurap atau bahkan duduk. Sebab gumoh ini antara lain: Pertama, volume lambung bayi masih kecil sementara susu yang ditelan bayi kadang melebihi kapasitas lambungnya. Hanya dengan bayi bergerak sedikit, kadang susu tadi dgn mudahnya keluar lagi. Kedua, alasannya ialah organ pencernaannya belum sempurna, termasuk klep epilog lambungnya. Ini yang menjadikan susu yang sudah diminum gampang utk keluar. Sejalan dengan bertambahnya usia, gumohnya akan semakin jarang krn organ pencernaannya makin sempurna. Ketiga, posisi dan pelekatan menyusui yang kurang tepat sehingga ada kemungkinan udara ikut masuk dan tertelan selama menyusu. Sendawa tidak selalu menjadi jaminan bayi tidak akan gumoh. Kadang bayi tidak disendawakan juga tidak gumoh. Tapi tetap lebih baik disendawakan jikalau dimungkinkan. Kalau bayi ibu termasuk yang sering gumoh, sendawakan di tengah2 menyusui. Susui bayi 5-10 menit, sendawakan sebentar, kemudian lanjutkan lagi menyusuinya. Keempat, gumoh sanggup terjadi alasannya ialah kekenyangan atau produksi ASI ibu sedang banyak, terutama banyaknya produksi foremilk atau asi awal. Cek dokumen grup ttg foremilk dan hindmilk untuk lebih lengkapnya.


Frekuensi minimum Buang Air Kecil (BAK) sebagai tanda kecukupan ASI

- Hari pertama setelah kelahiran: 1 kali BAK
- Hari kedua: dua kali BAK
- Hari ketiga: 3 kali BAK
- Hari keempat: 4 kali BAK
- Hari kelima dan seterusnya hingga masa ASI langsung berakhir: 6 kali BAK


Pola Buang Air Besar (BAB)

Hari pertama dan kedua setelah kelahiran: BAB berwarna hitam pekat yang disebut mekonium. Kadang di hari kedua warnanya menjadi lebih kecoklatan

Hari ketiga setelah kelahiran: bayi mulai BAB lebih sering, warna BAB-nya biasanya cenderung kehijauan

Hari keempat setelah kelahiran: BAB bayi mulai berwarna hijau kekuningan, frekuensi sanggup 3 kali sehari atau lebih

Hari kelima dan seterusnya: biasanya BAB bayi mulai berwarna kuning (golden feses), frekuensinya sanggup 3 kali atau lebih, biasanya banyak bayi BAB setelah menyusu. Tekstur feses bayi yang normal adalah: cair dengan ampas atau berbentuk krim/pasta atau berbiji-biji.


Penurunan dan kenaikan berat badan
Bayi yang gres lahir umumnya akan mengalami penurunan berat tubuh hingga rata-rata sekitar 7-10% dari berat tubuh lahir. Kemudian berat badannya akan kembali ke berat tubuh lahir selambat-lambatnya dua ahad setelah kelahiran.

Menjaga kondisi payudara dan puting
Di awal periode menyusui, puting ibu sanga rentan lecet. Untuk menghindarinya pastikan pelakatan menyusui selalu tepat dan jangan lupa oleskan ASI pada puting sebelum dan setelah menyusui. Ibu yang gres mulai menyusui juga rentan mengalami infeksi payudara. Ada beberapa cara untuk mengatasinya:

- Pastikan bayi menyusu sesering mungkin
- Jika payudara terasa kencang dan bayi belum ingin menyusu, perah ASI
- Jika payudara bengkak, kompres dengan air hangat sebelum dan ketika menyusui dan kompres cuek setelah menyusui. Hanya hisapan bayilah yang sanggup efektif meredakan infeksi pada payudara ibu

Tips untuk ibu
- Istirahatlah ketika bayi istirahat
- Jangan segan minta pemberian keluarga atau orang terdekat untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga atau membantu merawat anak yang lebih besar. Rencanakan ini sebelum ibu melahirkan
- Banyak konsumsi makanan bergizi dan minum air putih
- Jangan memaksakan diri, berikan waktu pada diri ibu untuk mengikuti keadaan dengan jadwal yang gres setelah kelahiran bayi
- Tetap berpikiran nyata bahwa ASI cukup untuk bayi

Selamat menyusui yaa...Dan ingat, susui bayi hingga berusia 2 tahun atau lebih

Sumber: AIMI

Comments

Popular posts from this blog

Penyebab Alergi Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk Pada Bayi

Kapan Saatnya Bayi Boleh Naik Pesawat?