Pengembangan Pws Kia
Dalam upaya penurunan angka final hidup ibu dan anak di Indonesia, sistem pencatatan dan pelaporan merupakan komponen yang sangat penting. Selain sebagai alat untuk memantau kesehatan ibu hamil, bayi gres lahir, Bayi dan Balita, juga untuk menilai sejauh mana keberhasilan aktivitas tersebut dijalankan serta sebagai materi untuk menciptakan perencanaan di tahun – tahun berikutnya.
Untuk menciptakan perencanaan yang baik, dibutuhkan data yang akurat dan lengkap. Keakuratan data diharapkan biar tidak terjadi kesalahan dalam memilih prioritas masalah. Sedangkan kelengkapan data sangat diharapkan untuk menyusun perencanaan yang komprehensif, yang sanggup menjawab dan memecahkan akar permasalahan kesehatan di suatu wilayah.
Sebagian besar data KIA yang tersedia di lapangan yakni data cakupan pelayanan KIA yang dari segi keakuratan masih sangat lemah. Hal ini ditandai dengan adanya perbedaan yang cukup signifikan antara data yang dikumpulkan melalui kegiatan PWS dengan data hasil survey yang dikumpulkan eksklusif dari masyarakat. Di samping itu, ketersediaan data spesifik mengenai kesakitan ibu dan bayi masih sangat kurang. Banyak wilayah tidak mempunyai data wacana prevalensi anemia pada ibu hamil, KEK pada ibu hamil, malaria pada ibu hamil, gizi jelek dan data kesakitan lainnya, padahal jenis kesakitan tersebut memperlihatkan bantuan yang faktual untuk terjadinya final hidup ibu dan Balita.
Sistem Pencatatan dan Pelaporan mulai dipakai secara sistematis sebagai alat untuk pemantauan suatu wilayah pada tahun 1985, dengan dikembangkannya Pemantauan Wilayah Setempat Imunisasi (PWS Imunisasi). Saat itu PWS Imunisasi dipakai untuk memantau cakupan pelayanan imunisasi di suatu wilayah secara terus menerus, biar sanggup dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah yang cakupan pelayanan imunisasinya masih rendah. Berdasarkan keberhasilan pelaksanaan PWS Imunisasi tersebut, pada tahun 1987 – 1988 dikembangkan PWS – KIA dan PWS Gizi.
Pada tahun 1990, PWS Imunisasi, PWS KIA dan PWS Gizi telah dipakai secara nasional dengan melibatkan lintas sektor. Pada tahun tersebut pula, Indonesia berhasil mencapai UCI dan angka final hidup bayi turun secara signifikan. Hasil dari PWS KIA tersebut tidak hanya dimanfaatkan oleh sektor kesehatan tetapi juga dimanfaatkan oleh sektor lain (Depdagri, BKKBN, Deptan). Karena keberhasilannya di Indonesia, sistem PWS juga direplikasi di beberapa Negara tetangga.
Pada tahun 1998 – 2007 dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, pemantauan yang sistematis tidak dilakukan secara optimal, data – data PWS KIA yang dikumpulkan di beberapa kawasan ada yang tidak dianalisis, tidak dilaporkan dan tidak dimanfaatkan.
Melihat kenyataan tersebut dan sejalan dengan digulirkannya reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar maka pada tahun 2007 dilakukan reformasi PWS KIA oleh Departemen Kesehatan. Reformasi ini dilakukan dalam rangka menyempurnakan gosip dan akurasi data. Untuk itu PWS KIA disempurnakan dengan dilakukan penelusuran kasus, data dan gosip dengan melibatkan kader dan tokoh masyarakat.
Salah satu kegiatan reformasi PWS KIA yakni revisi buku Pedoman PWS KIA. Perbaikan fundamental yang dilakukan yakni adanya penambahan indikator pemantauan sesuai dengan perkembangan aktivitas kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Indikator yang ditambahkan antara lain : KN1, KN Lengkap, Penanganan Komplikasi Kebidanan, Komplikasi Neonatus Ditangani dan Kunjungan Balita sakit ditangani sesuai MTBS. Selain itu, pada bab analisis lebih dipertajam dengan analisis penelusuran data kohort dan cakupan disertai dengan pola mudah dalam aplikasinya. Secara keseluruhan, pada buku aliran PWS KIA gres lebih ditekankan pada segi pemanfaatan data PWS KIA untuk meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam mendukung penurunan angka final hidup ibu dan bayi.
Berbagai revisi tersebut memerlukan perbaikan format pencatatan data KIA. Untuk mempermudah petugas di lapangan dalam melaksanakan pencatatan, pengolahan, analisis dan penelusuran, dikembangkan Software PWS KIA. Hal ini sangat berkhasiat untuk membantu menghasilkan suatu informasi yang berorientasi kepada tindakan dalam upaya meningkatkan perencanaan dan pelayanan kesehatan oleh Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dan Lintas Sektor (BAPPEDA) dalam penyediaan anggaran.
Reformasi PWS KIA telah memperlihatkan efek positif terhadap peningkatan kesehatan ibu dan anak serta meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam mendukung penurunan angka final hidup ibu dan angka final hidup bayi. Namun masih banyak hambatan yang dikeluhkan oleh petugas di lapangan. Isu yang paling banyak dikeluhkan yakni banyaknya format pencatatan yang harus dikerjakan sedangkan tools PWS KIA yang sudah dikembangkan masih terbatas pada pencatatan kesehatan ibu dan anak. Kondisi yang paling ideal yakni satu sistem gosip kesehatan yang terintegrasi di Puskesmas.
Dapat dikatakan bahwa software PWS KIA yang kini ada merupakan satu – satunya tools yang mempunyai feature penelusuran dan feature analisis yang paling lengkap untuk sistem gosip kesehatan di Puskesmas. Untuk menghindari penggunaan lebih dari 2 software di tingkat Puskesmas, maka software PWS KIA yang berjulukan Kartini sanggup dikembangkan dan ditambahkan feature SIMPUS didalamnya sehingga seluruh kebutuhan data dan laporan sanggup disediakan.
Dalam rangka mencapai kondisi ideal tersebut, tools PWS KIA akan ditambahkan variabel dan feature gres yaitu :
· Penyempurnaan variabel dan laporan untuk neonatus, bayi dan anak balita
· Feature laporan imunisasi dan analisisnya
· Feature laporan gizi dan analisisnya
· Anthropometri WHO
Rencana pengembangan berikutnya yakni kodefikasi nomor ibu memakai nomor identitas penduduk (KTP) sesuai dengan aktivitas nasional yaitu satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Hal ini dilakukan biar software kartini sanggup diaplikasikan oleh unit akomodasi kesehatan lain ibarat BPS, RB, Klinik dll. Selain itu juga akan dikembangkan feature laporan dari kabupaten/kota ke Propinsi dan Pusat sehingga sistem pelaporan tersebut sanggup terintegrasi dengan SIKNAS ONLINE. Kami sangat mengharapkan derma dari semua pihak terkait dalam mencapai keberhasilan pengembangan software PWS KIA ini. Demikianlah perkembangan dan planning pengembangan software PWS KIA. Semoga semuanya sanggup berjalan lancer dan segera direalisasikan.
Comments
Post a Comment