Diaper, Cloth Diaper / Clodi, Atau Popok Kain?
Para orang bau tanah modern sudah merasa nyaman dengan penggunaan diaper atau popok bayi sekali pakai, alasannya ialah mereka tidak perlu bersusah payah untuk mencuci dan menjemur tumpukan popok bayi menyerupai pada masa orang-orang bau tanah mereka dulu.
Namun, ada beberapa orang bau tanah jaman kini yang lebih menentukan memakai popok kain untuk bayi mereka dengan alasan kesehatan dan kenyamanan bayi. Berikut ada beberapa pertimbangan apakah kita sebaiknya memakai diaper (popok bayi sekali pakai) atau popok kain.
Diaper atau popok bayi sekali pakai
Sekarang sudah bukan jamannya lagi bagi para ibu untuk berkutat seharian dengan tumpukan popok bayi di dalam kolam cucian dan proses penjemuran yang menjemukan. Apalagi, kalau sedang ekspresi dominan hujan, mereka harus berupaya mengeringkannya di dalam rumah semoga tidak hingga kekurangan popok.
Sekarang ini, para orang bau tanah lebih menentukan memakai diaper atau popok bayi sekali pakai dan tinggal membuangnya saja kalau sudah kotor. Namun, pada beberapa bayi seringkali timbul persoalan ruam kulit pada pantat mereka.
Hal ini secara umum diakibatkan oleh materi diaper bayi yang bersifat lembab. Perkembangan industri modern sudah mendalami penelitian dan menyebarkan inovasi gres penggunaan materi yang lebih lembut menyerupai kain dengan harga sedikit agak mahal dibanding materi plastik.
Kenyamanan ini tentu saja identik dengan biaya. Harga diaper bayi/popok sekali pakai berkisar antara Rp. 1.250,- s/d Rp. 3.500,- per lembar (ketika artikel ini dibuat). Bayi gres lahir s/d usia di bawah 6 bulan umumnya menghabiskan 10 – 12 lembar diapers bayi per hari.
Semakin menginjak usia 1 tahun ke atas mereka umumnya menghabiskan 5-7 lembar diapers bayi per hari. Jadi, tinggal kita kalkulasi saja, berapa banyak biaya diaper bayi untuk bayi Anda hingga ketika mereka terbiasa memakai pispot dan bahkan berangkat ke WC sendiri.
Dengan keberadaan peraturan ihwal konservasi alam, perlu kita pertimbangkan pula berapa banyak sampah diaper (popok sekali pakai) ini kalau setiap bayi di dunia ini menggunakannya.
Memang ketika ini ada diaper bayi dengan materi yang dapat di daur ulang, namun harganya lebih mahal dan masih jarang beredar di pasaran. Jadi, pertimbangkan secara bijak keputusan Anda demi masa depan lingkungan putra-putri kita.
Popok Kain
Bayi-bayi jaman dahulu tidak pernah ada kisah terkena ruam popok alasannya ialah mereka hanya mengenakan popok kain yang terbuat dari kain tipis sehingga ketika bayi ngompol dapat cepat kering sendiri.
Tetapi untuk menjaga kebersihan dan kesehatan bayi dan lingkungan, lebih dianjurkan untuk segera mengganti popok dan ganjal tidur bayi. Hal ini tentu cukup melelahkan alasannya ialah bayi dapat saja ngompol hingga 2-3 kali per jam. Belum lagi kalau bayi BAB, kotorannya dapat ke mana-mana.
Kelebihan dari popok kain tentunya lebih hemat, alasannya ialah orang bau tanah hanya perlu membeli beberapa popok kain dan menggunakannya berulang kali. Bahkan, adakala dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Ada pula beberapa keluarga yang memberikannya kepada calon ibu lain yang akan mempunyai momongan.
Selain itu, popok kain juga ramah lingkungan, alasannya ialah tidak menghasilkan limbah dari pembuangan popok. Popok ini bahkan dapat di alih-fungsikan ketika sudah mulai lama dan robek (misal: untuk kain lap ataupun untuk membersihkan lingkungan dan peralatan rumah sehari-hari).
Meskipun para orang bau tanah harus merasa kerepotan dengan beban mencuci ekstra dalam penggunaan popok kain, namun beberapa dari mereka lebih menentukan cara ini demi memperlihatkan rasa nyaman dan kasih sayang terhadap putra-putri mereka. Saya ialah salah satu dari sekian banyak orang bau tanah yang mencoba menentukan cara lama ini.
Pengalaman penggunaan diaper bayi
Ketika Yosua lahir, kami persiapkan segala yang terbaik buat dia, termasuk pemilihan diaper bayi yang mahal untuk menghindari terjadinya ruam kulit. Aku berikan ASI langsung 6 bulan untuk Yosua, tak pelak lagi putera ku sering buang air kecil.
Dan di masa awal kehidupan, bayi umumnya mengeluarkan kotoran hitam pekat yang susah dibersihkan. Setelah kuhitung-hitung, sekitar 10 lembar diaper bayi dipakai per hari.
Kami pertimbangkan penggunaan popok kain. Tetapi hal ini terasa sangat menyusahkan alasannya ialah saya masih dalam masa pemulihan pasca operasi. Apalagi, kami juga tidak mempunyai pembantu ataupun saudara lain yang tinggal se-rumah.
Murni, segalanya harus kami urus sendiri. Penggunaan popok kain benar-benar menyita waktu dan tenaga. Bukan hanya tumpukan popok saja yang harus di cuci, ganjal tidur bayi dan bahkan selimut-pun harus sering diganti alasannya ialah terkena kotoran bayi. Akhirnya, kami putuskan lagi untuk mencari diapers bayi murah namun juga nyaman bagi bayi.
Kami telah mencoba banyak sekali brand diaper bayi namun kebanyakan dari produk-produk tersebut justru menciptakan ruam kulit di pantat bayi-ku semakin parah. Sampai hampir frustasi menghadapi persoalan ruam popok ini. Pada akhirnya, kami menemukan satu brand diaper bayi yang nyaman dan murah yang menciptakan kami dapat bernafas lega…
Akhirnya kini kami menggabungkan penggunaan diaper bayi sekali pakai dan clodi, atau cloth diaper.
Artikel dikutip dari https://id.theasianparent.com/pedebatan-soal-popok-bayi/4/

Comments
Post a Comment