Kesalahan Umum Yang Perlu Diketahui Ibu Ketika Memberi Makan Bayi



Mungkin orang bau tanah tak menganggapnya sebagai hal penting. Padahal, bila tahapan pemberian makan tak dijalankan secara benar, sanggup menciptakan anak sakit.

Saat gres lahir, bayi belum sanggup makan alasannya yaitu ia gres mencar ilmu dan organ pencernaannya belum siap untuk mencerna kuliner biasa. Karena itu, memberinya kuliner harus melalui tahapan tertentu. Misal, 6 bulan pertama kehidupannya, ia hanya memperoleh nutrisi dari ASI.

"Baru setelah itu, ia diperkenalkan dengan kuliner padat, dari bubur susu kemudian makin usang makin meningkat hingga nasi setelah ia berusia setahun," kata dr. Budi Purnomo, Sp.A.

Toh, pada kenyataannya, masih banyak orang bau tanah yang kurang paham akan hal tersebut meski sudah dijelaskan dokter. Yang diterapkan justru contoh yang ada dalam keluarga dan sudah bebuyutan dilakukan. Padahal, akhirnya tak sedikit bila bayi diberi kuliner tanpa melalui tahapan yang seharusnya. Berikut sejumlah kesalahan yang sering dilakukan orang tua.

1. TERLALU CEPAT MEMBERI MAKANAN PADAT

Harusnya, gres di usia 4 (enam) bulan bayi mulai diberi kuliner padat. Yang banyak terjadi, belum lagi umur 6 bulan, bayi sudah diberi kuliner padat semisal pisang atau nasi. Padahal, "Bisa mengakibatkan gangguan di usus. Misal, ususnya tersumbat atau melintir."

Budi menjelaskan, dinding dalam usus berisi jonjot-jonjot usus yang di dalamnya berisi enzim dengan fungsi mengolah kuliner yang masuk ke dalam kanal usus. "Bayi usia 4 bulan biasanya masih sedikit enzimnya. Jonjotnya juga belum sempurna." Alhasil, kuliner padat yang masuk tak diolah. "Cuma memberi rasa kenyang tapi tak diserap, alasannya yaitu enzim yang bertugas mencerna masih kurang."

Nah, kalau keadaannya parah, sanggup terjadi perforasi alias kebocoran usus. Bahkan, sanggup pecah alasannya yaitu kuliner padat menumpuk dan tak sanggup hancur di usus.

2. DIBERI SUSU MELULU

Yang juga banyak terjadi, anak hanya diberi susu alasannya yaitu tak mau makan. Padahal, menunda pemberian kuliner padat bila memang sudah waktunya, tak baik bagi sistem pencernaan anak. Bisa bisa, jonjot-jonjot ususnya tak terangsang untuk berkembang.

Padahal, kalau kurang dirangsang, lapisan jonjot akan tetap tipis bahkan mungkin "gundul". "Masalahnya, lapisan jonjot-jonjot usus yang tipis ini akan mensugesti ketahanan anak. Kalau ususnya terkena infeksi, akan gampang habis dan makin terkikis."

Patut juga diingat, bila anak sudah besar hanya diberi susu, kecukupan gizinya tak akan terpenuhi dengan baik. Makin besar bayi, kebutuhan asupan makanannya juga makin besar, bukan?

3. SALAH MEMBERIKAN SUSU

Secara garis besar, susu formula dibagi dalam 2 jenis, yaitu susu formula pemula (starting formula) dan lanjutan (follow-up formula). Susu formula pemula bersama-sama hanya diberikan kepada bawah umur yang tak menerima ASI. Bisa alasannya yaitu ASI tidak keluar atau sang ibu mempunyai dilema lain. Namun yang terbaik tetaplah ASI.

Apa efeknya bila susu formula untuk anak di atas usia setahun diberikan pada bayi? Yang jelas, kandungannya berbeda. Umumnya berupa susu full cream yang banyak mengandung laktosa. Sementara badan bayi gres menghasilkan enzim untuk mencerna laktosa mulai usia 4 bulan. Alhasil, susu tak tercerna dengan baik dan sanggup menciptakan si kecil diare. Sebaliknya, kalau di atas usia setahun masih diberi susu pemula, asupan gizi jadi kurang alasannya yaitu susu pemula yaitu susu formula yang diencerkan.

4. JALAN PINTAS VITAMIN

Orang bau tanah niscaya ingin memberi gizi terbaik bagi anaknya. Yang terjadi, sebagai jalan pintas, anak diberi aneka vitamin. Begitu juga kalau anak tak punya nafsu makan, dijejali macam-macam vitamin. Padahal, vitamin tak mutlak diberi bila makannya sudah cukup. Kalau asupannya dirasa kurang, boleh-boleh saja dikasih vitamin,

Kendati boleh memberi vitamin sebagai penambah nafsu makan, "Tetap harus dicari penyebabnya, kenapa anak tak doyan makan. Jangan terus-terusan dikasih vitamin." Masalahnya, anak, apalagi bayi, sulit makan alasannya yaitu banyak sekali penyebab.

Bayi usia 6 bulan yang gres dikenalkan kuliner padat, misal, tentu perlu waktu usang untuk beradaptasi. Belum lagi pencernaannya juga gres mencar ilmu mencerna kuliner dan si bayi juga gres mencar ilmu mengunyah serta menelan. "Jadi, teliti dulu, benarkah ia tak nafsu makan atau alasannya yaitu ada dilema lain yang bekerjasama dengan proses mencernanya. Misal, ia memang belum terampil menelan atau tak suka rasa makanannya."

Pemberian vitamin yang berlebihan memang tak memberi imbas samping yang buruk. Toh, kelebihan itu akan dibuang secara otomatis bila badan sudah merasa kebutuhannya tercukupi. Tapi tetap saja harus hati-hati. Soalnya, kebanyakan vitamin sanggup menciptakan bayi diare,

5. MEMAKAI BUMBU TAMBAHAN

Kalau jumlahnya tak terlalu banyak, masih sanggup ditolerir asal tujuannya mengenalkan aneka rasa pada anak. Kaldu dan kecap juga boleh diberikan semoga ia mengenal banyak sekali rasa. Tentunya setelah Si kecil usia 6-7 bulan, atau setelah ia boleh mengkonsumsi nasi tim.

6. PEMBERIAN TELUR MENTAH

Banyak orang bau tanah meyakini, telur mentah sanggup menambah daya tahan bayi. Padahal, justru berisiko, lo. Masalahnya, kita tak tahu persis, seberapa higienis telur. Jangan-jangan malah sudah tercemar banyak kuman. Untuk bayi dan anak, sebaiknya rebus telur sebelum diberikan. Daya tahan anak kecil masih rentan untuk melawan kuman,

7. MENU TAK SEIMBANG

Ini juga amat sering terjadi. Mentang-mentang anak suka bubur, orang bau tanah memberinya terus-menerus tanpa variasi. Padahal, antara karbohidrat, lemak, protein, buah, dan sayuran harus diberikan secara seimbang. Variasi kuliner juga penting semoga si kecil mengenal banyak sekali rasa dan tekstur makanan.

8. TAK BERSIH

Masalah yang satu ini juga sering dianggap enteng. Padahal, daya tahan badan bayi/anak masih rentan. Mereka perlu kuliner dan alat makan yang bersih/steril semoga tubuhnya tak kemasukan basil penyakit. Gara-gara kebersihan tak terjaga, gangguan kanal cerna anak jadi terganggu. Diare, misal.

Tahapan Yang Benar

Sejak lahir hingga sanggup makan layaknya anak besar, bayi perlu melalui beberapa tahapan. Melalui tahapan-tahapan itulah bayi mencar ilmu mengunyah, menelan, dan mencerna kuliner dengan baik,

Berikut garis besar tahapannya:

*Baru Lahir

Berikan ASI pada bayi sedini mungkin (begitu ia lahir). Waktu dan usang menyusui diadaptasi kondisi serta kebutuhan bayi. Ingat, ASI yaitu kuliner terbaik bagi anak.

Agar pemberian ASI memberi hasil maksimal, perlu"manajemen laktasi" yang dilakukan semenjak kehamilan, ketika melahirkan, dan setelah melahirkan. Manajemen ini mencakup persiapan ibu yang sehat, kuliner embel-embel yang cukup, motivasi serta niat yang kuat, perawatan payudara, derma dari keluarga, pengetahuan perihal pentingnya ASI, serta teknik menyusui yang baik dan benar.

Bila pemberian ASI berjalan baik, "pabrik" akan berproduksi dengan baik. Begitu dikosongkan (diisap si kecil), badan segera memproduksi lagi.Di ahad pertama (4 -6 hari), payudara menghasilkan kolostrum, yaitu ASI awal berupa cairan kekuningan yang mengandung zat-zat kekebalan yang sangat penting untuk melindungi bayi dari jerawat kanal pencernaan.

Jika ASI mencukupi, bayi tak perlu diberi kuliner embel-embel hingga ia berumur 6 bulan (ASI eksklusif). Jika ternyata tak cukup, sanggup diberi susu formula. Susu formula yang tepat yaitu yang disukai bayi, yang menciptakan beratnya bertambah, tak mengakibatkan muntah, kembung, dan diare, serta tak mengakibatkan alergi.

*6 bulan

Mulai usia 6 bulan bayi sanggup diberi buah-buahan menyerupai pisang dan pepaya dengan cara dikerok ataupun dibentuk jus. Makanan padat bayi pertama, yaitu kuliner lumat, juga sanggup diperkenalkan, semisal bubur susu dari tepung. Ia pun sanggup diberikan biskuit lunak. Baik kuliner padat maupun buah, berikan 1 kali sehari.

Penting diingat, kuliner ini bukan pengganti ASI, melainkan embel-embel selain ASI/susu formula.ASI tetap diberikan selama beberapa waktu, bahkan selama mungkin hingga suatu ketika kuliner keluarga sanggup sepenuhnya menggantikan kiprah ASI untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak.

*6-7

Saat ini bayi sanggup diberi nasi tim yang merupakan kuliner lunak adonan dan mengandung nutrien lengkap. Disebut lengkap alasannya yaitu terdiri dari beras, materi kuliner sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur, ikan), dan materi kuliner sumber protein nabati (tempe, tahu), sayuran hijau, buah, serta wortel.

Selama periode ini, nasi tim disaring lebih dulu untuk memudahkannya menelan serta tak banyak mengandung serat yang sanggup mempersulit pencernaan.

*8-12 bulan

Mulai usia ini, nasi tim sanggup menggantikan bubur susu sepenuhnya, yaitu sebagai makan pagi, makan siang, dan makan malam. Sedangkan di atas usia 12 bulan, anak boleh diberi kuliner sama menyerupai anggota keluarga lainnya. Tentu saja, dipilih yang lunak dulu.

Artikel ini dikutip dari http://nova.id/Keluarga/Anak/Aneka-Kesalahan-Saat-Memberi-Makan-Bayi

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk Pada Bayi

Rekomendasi Daftar Makanan Bagi Ibu Hamil Muda

Kenali Warna Feses Atau Pup Bayi