Tanda Bayi Susah Buang Air Besar Dan Cara Mengatasinya
Selama masa pertumbuhan, suatu keadaan yang normal jikalau bayi mengalami susah makan atau justru makan tiada henti. Meski demikian, pastikan sistem pencernaan bayi tidak terganggu. Kondisi bayi susah BAB ialah salah satu yang patut diwaspadai.
Anda tentu saja dihentikan menganggap enteng duduk masalah ini alasannya ialah bisa berakibat jelek bagi perkembangannya secara keseluruhan. Bagi para orang tua, mari kita telaah bahu-membahu bagaimana cara menyikapi kondisi ini.
Bagaimana Cara Mengetahui Bayi Terkena Konstipasi?
Tiap bayi niscaya mempunyai siklus dengan contoh tertentu, termasuk dalam urusan buang air besar. Perhatikan bagaimana siklus buang air besar ini terjadi pada bayi Anda. Pola ini penting ditelaah semoga ketika terjadi kondisi di luar kebiasaan, Anda bisa mendeteksi sesegera mungkin jikalau bayi susah BAB.
Namun harus Anda ingat bahwa kebiasaan buang besar pada bayi dipengaruhi oleh banyak hal. Pola makan dan minum, aktivitas, dan seberapa cepat kemampuan tubuh bayi mencerna kuliner yang masuk ialah sederet ihwal yang berdampak kepada seberapa sering bayi buang air besar. Jika salah satu faktor tersebut berubah, maka telat buang air besar mungkin terjadi.
Meski perubahan salah satu faktor di atas bisa mengubah kebiasaan buang air besar pada bayi, tetap ada batas toleransinya. Jika buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu, bentuknya lebih keras dari biasanya walaupun frekuensi tidak berubah, serta bayi terlihat kesakitan ketika buang air besar, maka bisa dipastikan Buah Hati Anda sedang mengalami konstipasi. Pada bayi usia 0-5 bulan dan masih mengonsumsi ASI, buang air besar seminggu sekali dianggap masih normal.
Selain tanda-tanda di atas, bayi juga akan memperlihatkan beberapa tanda-tanda jikalau mengalami susah buang air besar. Biasanya bayi akan lebih rewel dan menangis sambil mengangkat kakinya. Pada masalah yang lebih parah, terdapat bercak darah pada popok bayi yang diakibatkan robeknya dinding rektum bayi akhir feses yang keras.
Apa Penyebab Bayi Konstipasi?
Sangat penting untuk mengetahui penyebab bayi susah BAB semoga bisa segera dicegah. Berikut ini ialah beberapa kondisi yang bisa menyebabkannya.
Susu formula
Peralihan dari ASI menuju susu formula rentan mengakibatkan konstipasi. Hal ini masuk akal terjadi mengingat kandungan gizi antara ASI dan susu formula berbeda.
Oleh alasannya ialah itu, bijaklah menentukan susu formula untuk bayi. Selain menganalisis kandungan yang ada di dalamnya, perhatikan juga bagaimana respons tubuh buah hati Anda
Makanan padat
Beralih mengonsumsi kuliner padat sering kali menciptakan pencernaan bayi “kaget” sehingga mengakibatkan susah buang air besar. Hal ini tidaklah mengherankan, apalagi jikalau buah hati Anda terbiasa diberi kuliner cair.
Masa peralihan dari kuliner cair ke padat memang rentan menjadikan konstipasi. Apalagi jikalau yang diberikan eksklusif berupa kuliner minim serat, ibarat nasi atau roti. Untuk meminimalisasi risiko konstipasi, berikan kuliner kaya serat kepada bayi Anda.
Dehidrasi
Bayi biasa menghidrasi tubuhnya melalui kuliner dan minuman yang beliau konsumsi, termasuk ASI. Salah satu fungsi air ialah membantu proses pencernaan. Jika beliau tidak cukup mendapat asupan cairan, maka bisa berakibat kepada feses yang keras.
Kondisi medis tertentu
Meski jarang terjadi, beberapa penyakit bisa mengakibatkan bayi mengalami susah buang air besar. Beberapa kondisi medis yang bisa mengakibatkan konstipasi ialah hipotiroid, alergi terhadap makanan, dan gangguan sistem pencernaan dari lahir.
Bagaimana Mengatasi Konstipasi pada Bayi?
Jangan panik ketika Anda mendapati kondisi bayi susah BAB. Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan semoga anak bisa lepas dari gangguan pencernaan yang satu ini.
Membuat anak aktif
Agar feses terdorong oleh usus, ajak anak-anak untuk bergerak lebih aktif. Jika bayi sudah bisa merangkak, maka membuatnya merangkak lebih sering bisa dilakukan dalam rangka mendorong feses semoga lebih gampang keluar. Jika masih belum bisa, menggerakkan kaki bayi selayaknya mengayuh sepeda bisa membantu.
Memijat perut
Pijatlah penggalan bawah pusar bayi Anda, yaitu sekitar tiga jari dari pusar , dengan lembut. Pastikan buah hati Anda rileks dan tidak kesakitan ketika melakukannya.
Mengganti susu formula
Jika bayi Anda mengalami konstipasi semenjak mengonsumsi susu formula, maka gantilah dengan merek yang berbeda. Konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapat susu formula yang sesuai dengan kebutuhan bayi Anda.
Mengombinasikan makanan
Saat bayi sudah waktunya mendapat kuliner padat, usahakan jangan eksklusif menawarkan kuliner yang “berat”, ibarat nasi. Pilih kuliner yang kaya dengan serat dan berikan porsi yang tidak eksklusif banyak. Untuk hasil optimal, pijat dahulu perut bayi Anda sebelum diberikan makanan.
Mandikan dengan air hangat
Memandikan bayi dengan air hangat bisa membuatnya lebih rileks sehingga terusan pencernaan lebih gampang mengeluarkan kotoran. Berikan juga pijatan pada perut semoga feses lebih gampang keluar.
Cukupi kebutuhan air bayi
Agar proses pencernaan berjalan lancar, pastikan kebutuhan air si Kecil tercukupi. Berikan sebotol air untuknya demi membantu kinerja sistem pencernaan.
Jika semua cara di atas belum bisa mengatasi konstipasi pada bayi, sebaiknya kunjungi dokter anak. Hal ini wajib dilakukan, terutama jikalau bayi menjadi susah makan, berat tubuh menyusut, dan terdapat darah dalam feses.
Artikel dikutip dari http://www.alodokter.com/tanda-tanda-bayi-susah-bab-yang-harus-diketahui

Comments
Post a Comment