Alergi Pada Bayi: Kenali, Waspadai Dan Tanggulangi




Mungkinkah bayi mempunyai alergi makanan? 

Tidak tertutup kemungkinan bahwa bayi Ibu mempunyai alergi dengan masakan tertentu, meskipun terkadang dugaan alergi masakan belum tentu terjadi pada bayi Ibu.  Alergi masakan terjadi lantaran ada suatu reaksi kekebalan badan yang menyimpang dan jadinya langsung ditunjukkan oleh tubuh.

Misalnya, pada anak yang alergi seafood, ketika ia mengonsumsi udang, maka protein udang yang masuk, akan dianggap berbahaya oleh sistem kekebalan tubuh, sehingga menyerang organ badan menyerupai kulit yang menjadi gatal, hingga sesak nafas.

Dengan memahami bagaimana alergi bereaksi dalam badan si Kecil, Ibu sanggup mengetahui tanda-tanda awal kalau ia mempunyai alergi terhadap masakan tertentu, menyerupai berikut:

1. Perut bayi membesar (kembung), mencret, pupnya lebih cair, dan buang air lebih sering dari biasanya, tetapi tidak disertai lendir atau darah.

2. Bayi lebih rewel lantaran rasa tidak nyaman pada organ pencernaannya.

3. Gatal, biduran, atau eksim pada kulit.

4. Batuk.

5. Muntah.

6. Nafas tersengal-sengal.

7. Bibir dan tenggorokan bengkak.

8. Mata bayi tampak merah dan berair.

Apa yang Terjadi Bila Bayi Memiliki Alergi Makanan?

Seperti yang telah dijelaskan, beberapa tanda awal tersebut akan tampak pada bayi Ibu, tetapi penyebab alergi belum sanggup dipastikan secara terang hingga Ibu berkonsultasi dengan dokter anak. Tubuh bayi maupun cukup umur mempunyai antibodi yang disebut IgE, yang merupakan protein pendeteksi zat masakan yang masuk ke dalam tubuh. Ketika zat masakan tertentu yang mengakibatkan alergi masuk, antibodi ini akan melepaskan zat-zat menyerupai histamin. Nah, inilah yang mengakibatkan reaksi alergi, baik ringan maupun berat.

Gejala-gejala awal menyerupai gatal-gatal, bengkak, atau kesulitan bernafas pada bayi biasanya muncul hingga dua jam sesudah zat alergi dari masakan tertentu masuk ke dalam tubuh.  Perhatikan bayi Ibu ketika tanda-tanda awal ini terlihat, lantaran pada beberapa masalah alergi masakan pada bayi, hal ini sanggup berlanjut menjadi sangat parah bila tidak segera ditangani.

Dalam beberapa masalah juga ditemukan tanda-tanda alergi pada pencernaan menyerupai muntah atau diare yang kronis dan diderita cukup usang oleh bayi hingga menimbulkan eksim pada kulit.  Eksim yaitu area kering pada kulit yang tampak menyerupai bercak kemerahan dan bersisik, yang muncul pada wajah, lengan, hingga area kaki bayi, namun tidak pada area popok.

Ada juga masalah dimana reaksi alergi lantaran masakan muncul pada bayi, walaupun masakan tersebut pernah diberikan kepada bayi sebelumnya dan tidak ada duduk kasus alergi apapun. Jadi, bayi yang mempunyai ataupun mempunyai potensi alergi terhadap telur, misalnya, mungkin tidak akan mengatakan reaksi alergi tertentu ketika pertama kali mengonsumsi telur, namun sesudah beberapa kali mengonsumsi, gres tampak tanda-tanda reaksinya.

Makanan Apa Saja yang Dapat Memicu Alergi pada Bayi?

Makanan pendamping ASI kemungkinan sanggup menimbulkan reaksi alergi. Melalui penelitian, terdapat delapan kelompok masakan yang sanggup memicu alergi, yaitu:

1. Telur (ayam, bebek, maupun telur puyuh).Bagian telur, terutama putih telur, sanggup mengakibatkan reaksi alergi. Akibat yang ditimbulkan biasanya berupa rasa gatal di sekujur tubuh. Kulit tampak kemerahan ataupun bengkak-bengkak.

2. Susu (sapi dan kambing).Reaksi alergi yang ditimbulkan oleh susu sapi/kambing sanggup berupa diare atau muntah. Bayi yang tidak sanggup mengonsumsi ASI (pada masalah tertentu) dan menderita alergi terhadap susu sapi, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi susu formula biasa.  Beberapa penanganan yang dilakukan oleh dokter anak umumnya akan menyarankan susu formula khusus yang berasal dari susu sapi namun sudah diproses sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan alergi pada bayi.Bisa juga anak tak hanya alergi pada susu sapi, tapi juga produk yang menggunakan susu sapi, menyerupai es krim, keju, dan sebagainya. Namun bukan berarti anak lantas tak boleh minum susu. Sebagai pengganti susu sapi, masih ada susu dari materi kedelai. Jenis kacang-kacangan ini mempunyai sifat alergenitas yang rendah, apalagi sesudah mengalami proses pemanasan.

3. Kacang Tanah. Protein nabati yang terdapat dalam kacang tanah termasuk tinggi. Beberapa masakan pendamping ASI yang mengandung kacang tanah sanggup mengakibatkan rasa gatal pada badan bayi, juga munculnya bisul-bisul dengan warna kemerahan pada area tangan dan wajah bayi.

4. Gandum. Alergi lantaran jenis masakan yang mengandung gandum menyerupai roti atau sereal, sanggup menimbulkan banyak sekali tanda-tanda alergi menyerupai gatal-gatal, sesak napas dan mual, termasuk reaksi alergi fatal yang disebut anafilaksis. Bagi bayi dengan alergi gandum, sebaiknya menghindari masakan yang mengandung gluten dan semolina. Sebagai alternatif, Ibu sanggup menggunakan beras atau jagung.

5. Kacang kedelai. Alergi kedelai biasanya ditemukan pada bayi yang diberikan susu yang mengandung kedelai. Makanan lain yang mengandung protein kedelai dan sanggup menimbulkan tanda-tanda alergi pada belum dewasa yaitu miso soup, saus kedelai, dan masakan yang mengandung minyak kedelai.

6. Kacang yang tumbuh di pohon menyerupai kenari, kacang mede, dan pistasio. Reaksi alergi yang ditimbulkan serupa dengan reaksi alergi pada bayi yang mengonsumsi kacang tanah.

7. Ikan, menyerupai tuna, salmon, dan cod. Ikan sanggup mengakibatkan reaksi alergi pada sebagian bayi. Oleh lantaran itu, Ibu sebaiknya jangan dulu memberi ikan pada bayi sebelum usianya mencapai 6 bulan lantaran ini masih dalam masa proteksi ASI eksklusif. Setelah usia bayi Ibu mencapai 8 atau 12 bulan, ikan sanggup menjadi serpihan dari sajian yang seimbang.

8. Kerang-kerangan termasuk lobster, udang dan kepiting. Gejala yang ditimbulkannya berupa urtikaria (gatal di kulit), angioedema (bengkak-bengkak), asma atau kombinasi dari beberapa kelainan tersebut. Alergi masakan lantaran ikan maritim paling gampang terdeteksi lantaran tanda-tanda yang ditimbulkan relatif cepat. Alergi masakan lantaran ikan maritim termasuk reaksi alergi tipe cepat. Biasanya kurang dari 8 jam keluhan alergi sudah sanggup dikenali.

Jadi Apa yang Harus Dilakukan Jika Terdapat Gejala Alergi Makanan pada Bayi?

Waktu pertama kalinya bayi Ibu terjangkit alergi, tentunya akan menciptakan Ibu semakin waspada bila reaksi alergi terjadi kembali. Walaupun reaksi pertamanya terhadap alergi masakan mungkin tampak ringan, bukan mustahil selanjutnya akan bertambah berat. Selain menghindarkan bayi dari masakan yang sanggup menimbulkan alergi, sebaiknya Ibu juga berkonsultasi dengan dokter anak untuk memperoleh informasi seputar tindakan yang harus dilakukan, termasuk petunjuk perihal bagaimana menangani reaksi alergi bayi.

Jika bayi Ibu mengatakan tanda-tanda alergi ringan, dan reaksinya terjadi selang beberapa jam tertentu, konsultasikan dengan dokter anak biar pengujian alergi sanggup dilakukan pada bayi Ibu. Dokter tentunya sanggup menemukan penyebab alergi dari hal atau masakan tertentu yang tidak sanggup dicerna oleh bayi.

Namun, kalau bayi mengatakan tanda-tanda menyerupai kesulitan bernafas, pembengkakan pada wajah atau bibirnya, muntah-muntah dengan frekuensi sering dan banyak, atau diare sesudah makan, segeralah ke rumah sakit terdekat. Karena reaksi alergi ini sanggup jadi sangat mematikan dan diharapkan tindakan medis sesegera mungkin.

Setelah duduk kasus alergi pada bayi Ibu telah ditemukan oleh dokter anak, pastikan bahwa semua orang di rumah, termasuk pengasuh anak dan keluarga akrab mengetahui perihal alergi pada bayi Ibu sehingga mereka tahu apa yang dihentikan dikonsumsi olehnya, dan tindakan yang perlu dilakukan ketika reaksi alergi terjadi.

Apakah Alergi sanggup disebabkan oleh faktor keturunan?

Bisa saja, namun alergi yang diturunkan kepada bayi belum tentu jenis alergi tertentu yang sama diderita oleh orangtuanya. Misalnya, bila Ibu mempunyai alergi pada susukan pernapasan (alergi debu, serbuk bunga), alergi bulu hewan, atau alergi masakan tertentu, maka kemungkinannnya 50% bayi Ibu menderita alergi yang sama.  Dan bila kedua orangtua bayi mempunyai alergi, kemungkinannya 75% atau bahkan lebih.

Benarkah Alergi Makanan pada Bayi Akan Hilang dengan Sendirinya?

Untuk beberapa jenis alergi, menyerupai alergi gandum, kacang kedelai, telur, dan susu sapi akan sanggup diatasi oleh badan si Kecil seiring dengan pertumbuhan dan pertambahan usianya. Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa protein penyebab alergi pada anak akan sanggup dikelola oleh badan anak dalam rentang waktu tertentu yang berbeda pada setiap anak.

Akan tetapi, ada pula alergi yang tidak akan pernah hilang dari tubuh. Beberapa anak yang menderita alergi dengan masakan menyerupai ikan, kacang-kacangan, kerang, dan udang akan membawa terus alergi ini seumur hidupnya.

Nasihat terbaik untuk mengelola alergi pada bayi adalah, Ibu jangan khawatir dan tidak perlu berlebihan membatasi masakan yang akan dikonsumsi oleh anak. Pahami apa saja alergi yang dideritanya dan hindari materi masakan penyebab alergi tersebut. Berikanlah variasi masakan pada bayi biar kebutuhannya akan vitamin dan zat-zat penting untuk pertumbuhannya sanggup tercukupi dengan baik. Terakhir, pantau perkembangan alergi dengan selalu rutin berkonsultasi dengan dokter anak sehingga anak Ibu akan terus mengalami pertumbuhan yang baik dan berhasil mengatasi reaksi alergi yang dideritanya.

Artikel dikutip dari http://bebeclub.co.id/article/tips-advice/alergi-makanan-dan-cara-menanganinya/?AspxAutoDetectCookieSupport=1

Comments

Popular posts from this blog

Penyebab Alergi Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk Pada Bayi

Kapan Saatnya Bayi Boleh Naik Pesawat?