Pengalaman Melahirkan Dengan Operasi Caesar Atau C-Section



Ingin melahirkan dengan metode C-Section atau Caesar? Simak sharing pengalaman sebagaimana BabyRabbit kutip pada rubrik Kompasiana:

Pada pertengahan bulan ini, istri saya melahirkan buah hati kami dengan operasi caesar atau dalam istilah kedokteran C-section.

Kelahiran ini cukup mendadak alasannya air ketuban dalam rahim keluar, sehingga butuh tindakan secepatnya. Alhamdulillah, walaupun hari minggu, dokter yang diharapkan ada, mulai dari dokter kandungan, dokter anestesi, dan dokter anak ada, hingga kepada bidan yang biasa menyelidiki ada.

Dengan proteksi beberapa perawat pendamping, alhamdulillah operasi berhasil dilakukan dan anak kamipun lahir ke dunia, istri saya sehat dan anak kamipun sehat. Karena lahiran dengan operasi ini sangat terkenang di hati istri dan saya, (sebelumnya bawah umur saya dilahirkan dengan cara normal) saya tetapkan untuk menuliskannya sebagai cara kami menyebarkan pengalaman atau isu dengan yang lain.

Kenapa operasi caesar ini dilakukan?

Yang terjadi pada anak kami yang berada di dalam kandungan yaitu posisi tubuh dengan kepala di atas, pantat di bawah, dokter bilangnya sungsang. Posisi ini sulit bagi kandungan untuk sanggup keluar dengan proses persalinan normal. Untuk lahiran normal, kepala harus di bawah, di ujung rahim, sehingga keluarnya mudah.

Kalau yang di ujung rahim pantat, keluarnya sulit dan kalau dipaksakan sanggup membahayakan bayi. Sebelumnya, ketika umur bayi 7 bulan, posisi bayi sempat kepala di bawah kaki di atas, namun sesudah itu bayi terus berputar, dan pas sudah besar, berputarnya agak sulit, pas posisi kepalanya di atas, pantat di bawah. Posisi itu terus bertahan hingga menjelang lahiran. debay, dede bayi Operasi caesar juga dilakukan kalau kondisi berikut: kondisi ibu lemah atau sakit, bayi terlalu besar, dan detak jantung bayi lemah.

Jika dipaksakan lahiran dengan normal sanggup membahayakan bayi dan ibunya. Oleh alasannya itu diputuskan dengan operasi caesar. Apa yang harus diperhatikan jauh hari sebelum operasi caesar? Pertama, dalam masalah kami, dokter meminta untuk suntik paru, yang tujuannya supaya perkembangan paru-paru bayi lebih cepat dan ketika lahiran nanti kondisi paru sudah tepat dan bayipun sanggup bernafas dengan baik ketika dikeluarkan dari rahim. Kedua, harus memastikan umur kandungan.

Untuk memastikan umur ini, kami menanyakan ke 3 dokter kandungan, dan kemudian kami tarik kesimpulan. Memastikan umur bayi ini penting supaya ketika bayi dikeluarkan, sudah cukup umur, jangan hingga kurang ataupun ketuaan. Untuk lahiran caesar, berdasarkan dokter, 2 ahad sebelum waktu asumsi lahiran normal. Menghitung umur kandungan ini sanggup diawali dengan pertanyaan kapan haid terakhir, atau dengan melihat foto USG yang awal-awal, atau melihat keadaan kandungan ketika ini melalui USG.

Nah sesudah ada isu itu, biarkan dokter atau bidan yang menentukan.

Ketiga, memperhatikan tanda kandungan di dalam rahim. Caranya yaitu dengan USG, dengan memperhatikan kondisi plasenta dan air ketuban. Kondisi plasenta semakin menua berarti semakin siap, sedangkan air ketuban semakin sedikit atau semakin keruh berarti sudah harus siap. Untuk memilih ini biarkan dokter yang menentukan, tetapi baiknya kita juga tahu supaya sama-sama memperhatikan kondisi kandungan.

Alat USG yang modern sanggup membantu kita melihat kondisi kandungan, termasuk berat dan posisi kandungan, plasenta, dan air ketuban. Keempat, janin yang dikandung dan ibu, harus sehat. Yang sanggup dilakukan yaitu sang ibu secara rutin minum vitamin yang diberikan dokter, termasuk vitamin darah, supaya ketika operasi, sang ibu siap.

Proses lahiran dengan operasi caesar Pada hari Minggu sore, kami berangkat ke RS sesudah menelpon dokter kandungan. Dokter menyuruh kami untuk keRS dan beliaupun segera ke sana. Setelah itu, pihak RS menghubungi dokter-dokter lain yang terkait, dokter anak dan dokter anestesi. Setelah itu operasi siap dilaksanakan. Saya diminta untuk menyiapkan gurita dan menandatangani surat perjanjian pelaksanaan operasi. Kemudian jam 8 malam operasi dilakukan.

Berdasarkan kisah istri pertama kali dia diinfokan oleh dokter anestesi ihwal suntikan bius yang akan menghangatkan tubuh dari kaki ke perut, dan kondisi pasien selama proses operasi termasuk kondisi tubuh dari kaki hingga ke perut yang baal, atau tidak berasa sakit ketika dicubit atau dilakukan operasi.

Istri kemudian dimasukan ke dalam ruang operasi dan diletakan tepat di tengah ruangan, berbaring di kasur yang ukurannya pas sebesar ukuran tubuh. Selama operasi ada tirai yang menutup kawasan operasi badan. Setelah 20 menit proses, bayi dikeluarkan dari rahim, kemudian dibersihkan, dan diperlihatkan pada ibunya. Saya yang berada di luar ruangan mendengar tangisan bayi kencang dan beberapa menit kemudian dipanggil oleh perawat untuk masuk ke dalam di salah satu ruangan terpisah dari ruang operasi.

Oleh bidan, saya diperlihatkan bayi dan diinfokan beberapa hal termasuk kondisi bayi, waktu lahiran, dan kelengkapan organ tubuh. Alhamdulillah lengkap dan sehat, sesudah itu saya adzankan. Perawat menginformasikan bahwa ibunya masih butuh waktu 1 jam dalam ruang operasi untuk menuntaskan jahitan. Alhamdulillah jam 9.30 malam istri saya keluar dari ruang operasi dan masuk dalam kamar rawat inap. Istri saya harus menunggu 24 jam, dan besoknya berguru duduk dan menyusui bayi.

Caesar atau normal?

Operasi caesar berdasarkan saya, baiknya dilakukan kalau secara medis proses lahiran normal tidak sanggup dilakukan atau sanggup membahayakan ibu atau bayi yang dikandungnya. Kaprikornus kalau tidak ada halangan atau secara umum kondisi ibu dan bayi siap lahir normal, baiknya dilakukan secara normal. Menurut dokter seorang mahir anak yang menangani anak kami, ada perbedaan antara dua cara lahiran ini.

Pada lahiran dengan caesar, bayi eksklusif diambil dari dalam rahim, kondisi diambil dari rahim kemudian eksklusif dikeluarkan ke alam dunia itu, berbeda dengan proses lahiran normal di mana dalam proses normal ada pembukaan satu dua tiga dan seterusnya yang memperlihatkan kesempatan pada bayi untuk penyesuaian.

Dan berdasarkan pengalaman istri, proses lahiran normal, rasa sakit terasa di awal, pada proses lahiran, sesudah itu tidak sakit, sedangkan pada caesar, sakit dirasa sesudah melahirkan, pada ketika lahiran tidak sakit. Mengenai biaya, pada umumnya proses caesar lebih mahal daripada proses normal.

Pada balasannya pilihan lahiran dengan memakai proses apa, diserahkan kepada ibu yang akan melahirkan, suami, dan dokter yang menangani, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi ibu dan kandungannya.

Operasi caesar bagi istri saya menambah pengalaman dalam serba-serbi kehamilan, pernah melahirkan normal, pernah keguguran, dan pernah juga dikuret, lengkap katanya. Dan itu menjadi pengalaman berharga untuk diceritakan pada bawah umur kami ketika mereka besar nanti. Sekian, semoga berkenan dan bermanfaat!

Artikel dikutip dari: http://www.kompasiana.com/ahmadimam/pengalaman-istri-melahirkan-dengan-operasi-caesar_56a6def9b092733b05c4b8d4

Comments

Popular posts from this blog

Penyebab Alergi Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

Cara Menghilangkan Bekas Gigitan Nyamuk Pada Bayi

Kapan Saatnya Bayi Boleh Naik Pesawat?